JAKARTA, KOMPAS — Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang cukup besar memberikan dana hibah untuk pendidikan di Indonesia di antara beberapa negara yang baru saja menandatangani kerja sama dengan Indonesia hingga totalnya mencapai Rp 8 triliun. Pihak AS menghibahkan dana sebesar 165,6 juta dollar AS untuk jangka waktu 5 tahun pada periode 2010-2014.
"Ini bukan pinjaman, tetapi dana hibah. Indonesia juga menawarkan 100 beasiswa bagi mahasiswa asing yang ingin menuntut ilmu di Indonesia, seperti AS dan negara-negara nonblok," tandas Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh di Jakarta, Jumat (19/11/2010) kemarin.
Saat ini, menurut Nuh, jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di AS menurun 1,1 persen dari total 672.000 mahasiswa internasional yang belajar di AS pada 2008/2009 lalu. Ada beberapa aspek penyebab turunnya jumlah tersebut, lanjut dia, salah satunya adalah faktor dana. Biaya hidup yang tinggi dan visa pelajar sering kali menjadi hambatan studi.
"Tetapi untuk student, visa bisa diatasi dengan penguatan diplomasi antara Indonesia dan AS," ujar Nuh.
Nuh menambahkan, saat ini beberapa kerja sama yang dirangkai dengan AS meliputi penambahan alokasi dana Fulbright Indonesia Research Science and Technology, program beasiswa bagi 50 pelajar Indonesia untuk belajar 1 tahun di AS, serta English Language Training Program.
"Intinya, banyak aspek yang didapat setelah menjalin kerja sama pendidikan dengan beberapa negara, yaitu bisa saling tukar pandang dan cross culture," lanjut Nuh.
Diberitakan sebelumnya di Kompas.com, Jumat (19/11/2010), Indonesia mendapatkan hibah dari beberapa negara untuk pendidikan. Dalam lima tahun ke depan, komitmen hibah dari pemerintah sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Australia. Nilainya mencapai hampir Rp 8 triliun.
Belum lagi adanya tawaran beasiswa pendidikan dari China, Selandia Baru, dan negara-negara di Timur Tengah. Demikian disampaikan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh di Jakarta, Jumat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar