JAKARTA, KOMPAS - Tercatatnya angka kemiskinan RI yang mencapai 13,3 persen, perlu diwaspadai. Pasalnya, angka tersebut terlalu mepet dengan level tertinggi dari rangeyang ditargetkan Pemerintah.
"Kalau kemiskinan kan 13,3 persen. Ini yang perlu diwaspadai, karena dia masih mepet pada range atas. Range angka kemiskinan itu 12,5 persen sampai 13,5 persen," ujar Direktur Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Prasetijono Widjojo, akhir pekan lalu.
Prasetijono mengungkapkan, seharusnya angka kemiskinan itu bisa ditekan setidaknya mendekati range bawah yang sebesar 12,5 persen. Untuk menekan itu, maka Pemerintah perlu berupaya keras dengan menelurkan program-program pengentasan kemiskinan."Kalau kemiskinan kan 13,3 persen. Ini yang perlu diwaspadai, karena dia masih mepet pada range atas. Range angka kemiskinan itu 12,5 persen sampai 13,5 persen," ujar Direktur Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Prasetijono Widjojo, akhir pekan lalu.
Saat ini, pemerintah telah berupaya untuk mengarahkan agar pekerja sektor informal bisa masuk ke formal. "Caranya dengan meningkatkan kompetensinya melalui pelatihan, training, dan sebagainya sehingga dia masuk ke sektor formal," terangnya.
Dengan demikian, jika persoalan tenaga kerja bisa diatasi dengan baik, maka dampaknya angka kemiskinan itu akan turun. "Setiap 1 persen pertumbuhan itu bisa menciptakan sekitar 400.000 kesempatan kerja. Ini yang perlu menjadi perhatian," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar