YOGYAKARTA, KOMPAS - Masa tanggap darurat bencana erupsi Gunung Merapi yang berlangsung sejak 26 Oktober lalu, secara resmi berakhir pada 9 Desember ini. Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyerahkan kendali penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi kepada Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah.
"Meski tanggap darurat berakhir, BNPB tidak begitu saja meninggalkan. Kami akan tetap memberikan asistensi kepada pemerintah daerah dalam masa peralihan menuju tahap rehabilitasi dan rekonstruksi nanti," kata Direktur Pengurangan Resiko Bencana BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (9/12/2010).
Lebih jauh, Sutopo mengatakan, pihaknya akan menempatkan satu tim asistensi untuk membantu pemerintah daerah selama masa transisi menuju fase rehabilitasi dan rekonstruksi. Fase itu akan dimulai pada awal tahun 2011 dan diperkirakan akan berlangsung selama 2-3 tahun.
"Beberapa hal yang akan didukung seperti penyiapan hunian sementara korban erupsi, cash for work (pemberdayaan warga), dan pemberian bekal hidup," katanya.
Selain itu, tim-tim asistensi dari kementerian teknis juga masih akan bekerja, khususnya untuk membantu penanggulangan dampak sekunder erupsi Merapi berupa banjir lahar dingin yang saat ini menjadi ancaman besar.
Sejak Gunung Merapi meletus pertama kali pada 26 Oktober lalu, data BNP B hingga 8 Desember mencatat total korban meninggal mencapai 379 orang dan 179 orang dirawat inap . Penduduk yang masih berada di pengungsian sebanyak 21.338 orang yang tersebar di 114 titik. BNPB memegang komando penanggulangan tanggap darurat bencana erupsi Merapi sejak 5 November lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar