JAKARTA, KOMPAS.com — Ajaran Islam moderat di Indonesia bisa menjadi acuan perkembangan agama Islam di Inggris yang selama ini lebih banyak berkiblat ke India-Pakistan atau Arab Saudi.
Mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Azyumardi Azra, seusai menerima gelar Commander of The Order of The British Empire (CBE) dari Kerajaan Inggris di Jakarta, Selasa (28/9/2010), mengatakan, umat Islam di Inggris mengagumi moderatisme Islam dan keagamaan di Indonesia.
”Muslim di Inggris terkejut melihat di Indonesia tidak ada pemisahan jemaah pria dan wanita seperti di negeri mereka. Hubungan antarjender di Indonesia sangat setara dan lebih cair,” kata Azyumardi.Mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Azyumardi Azra, seusai menerima gelar Commander of The Order of The British Empire (CBE) dari Kerajaan Inggris di Jakarta, Selasa (28/9/2010), mengatakan, umat Islam di Inggris mengagumi moderatisme Islam dan keagamaan di Indonesia.
Umat Islam di Inggris pada umumnya memisahkan jemaah pria dan wanita. Bahkan, di beberapa tempat, wanita ditempatkan di luar bangunan utama masjid dalam kegiatan ibadah.
Para pemimpin Muslim Inggris selama ini hanya mengenal kehidupan beragama yang mengacu ke Arab Saudi atau Asia Selatan. Mereka tidak pernah menyangka ada kehidupan dan pemikiran Islam yang sedemikian moderat serta inklusif seperti di Indonesia.
Para pemimpin Islam Inggris kagum melihat Indonesia bisa memiliki dasar negara Pancasila yang menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa pada tempat pertama.
”Kita memiliki penduduk Muslim terbesar di dunia, tetapi kita tidak membentuk negara berdasarkan agama. Namun, agama dan ketuhanan mendapatkan tempat utama,” kata Azyumardi menjelaskan.
Kerja sama Inggris-Indonesia memungkinkan pertukaran para pemimpin agama, termasuk tokoh-tokoh madrasah Inggris, ke Indonesia. Banyak sentra komunitas Muslim, seperti di Luton, bertandang ke Indonesia untuk mempelajari Islam di Nusantara.
Sejak tahun 2006, Azyumardi membantu Pemerintah Indonesia dan Inggris dalam United Kingdom-Indonesia Islamic Advisory Group. Dia membantu Perdana Menteri Inggris waktu itu, Tony Blair, dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Martin Hartfull mengatakan, ada kegiatan bertajuk Prince of Wales Mozaic Program yang membangun komunikasi lintas kelompok serta antara bangsa Inggris dan Indonesia ini dilakukan demi membangun persaudaraan lintas iman serta lintas bangsa.
Membangun dialog
Salah satu upaya meningkatkan kualitas toleransi, ujar Azyumardi Azra, adalah melalui dialog. Salah satu keberhasilan Indonesia adalah membangun dialog lintas kelompok dan agama di tingkat atas dan menengah.
”Yang menjadi tantangan adalah menularkan pemahaman dan persaudaraan di tingkat akar rumput. Untuk itu diperlukan training of trainer,” ucap Azyumardi.
Dia juga menegaskan, polisi harus bertindak tegas terhadap organisasi massa yang brutal, kerap memaksakan kehendak dan anti-Pancasila.
”Ini negara hukum. Tindakan melanggar hukum harus dibawa ke pengadilan. Organisasi yang mengobarkan kebencian dan provokasi harus ditindak tegas. Apalagi perbuatan mereka merupakan kejahatan,” kata Azyumardi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar