Senin, 28 Februari 2011

Wakapolri Baru Dilantik Hari Ini

VIVAnews - Markas Besar Kepolisian menggelar upacara serah terima jabatan Wakil Kapolri, Selasa 1 Maret 2011. Komisaris Jenderal Nanan Soekarna akan menerima jabatan yang sebelumnya dipegang oleh Komisaris Jenderal Jusuf Manggabarani.

"Upacara sertijab dilaksanakan di Gedung Rupatama Mabes Polri pukul 09.00 WIB," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Senin kemarin. "Upacara sertijab akan dipimpin Bapak Kapolri."
Jusuf Manggabarani yang sering disebut dengan julukan 'Big Mango' selanjutnya memasuki masa pensiun. Sebelum sertijab, 'Big Mango' sempat meluncurkan buku biografinya setebal 444 halaman dengan judul 'Jusuf Manggabarani, Cahaya Bhayangkara'.

Sementara itu, pengganti 'Big Mango', Nanan Soekarna merupakan sosok yang tak asing lagi di jajaran Polri. Nanan, adalah sosok yang sarat dengan pengalaman.

Pria kelahiran Purwakarta, 30 Juli 1955 itu tercatat sebagai lulusan terbaik Akademi Kepolisian angkatan IX tahun 1978. Gelar Adhimakayasa untuk lulusan terbaik Akpol pun disandangnya.

Nanan melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian pada 1986, Pendidikan Kejuruan Serse tahun 1987, Sespim Polri angkatan XXX pada 1995, Seskogab angkatan XXVI pada 1999, dan di Lemhanas KSA XIII pada 2005.

Tak hanya mengenyam pendidikan dalam negeri, Nanan juga pernah berguru ke Amerika Serikat, antara lain mengikuti FBI Academy 167 pada tahun 1990 dan NEI FBI USA pada tahun 2008.

Selama karirnya, Nanan telah menduduki berbagai jabatan di jajaran kepolisian, baik di daerah maupun di Mabes Polri. Di antaranya, suami Yetti Suprapti ini pernah menjabat sebagai Wakapolda Metro Jaya mulai 2003 hingga 2004.

Pada 2004, Nanan diangkat sebagai Kapolda Kalimantan Barat. Saat itu, Nanan membuat sebuah gebrakan dengan melarang keras praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di jajarannya. Pin anti KKN pun disematkan kepada jajarannya di Polda Kalbar saat itu.

Kemudian, sejak 3 Agustus 2008, Nanan dipindahtugaskan. Ayah Dhanny Aryandi dan Donny Aryandi itu dipercaya menjabat sebagai Kapolda Sumatera Utara.

Namun, saat menjabat Kapolda Sumut inilah Nanan justru tersandung masalah. Pada 3 Februari 2009, terjadi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sumut saat anggota DPRD yang dipimpin ketuanya, Abdul Aziz Angkat, menggelar rapat paripurna membahas pemekaran Provinsi Tapanuli. Aziz meninggal dalam kejadian itu.

Nanan pun dicopot dari jabatannya sebagai Kapolda Sumut dan ditempatkan sebagai staf ahli kapolri.

Tak lama kemudian, Nanan kembali muncul kepublik. Pasalnya, sejak Juni 2009, Nanan dipercaya sebagai Kepala Divisi Humas Polri. Kemudian, sejak Januari 2010, Nanan diangkat sebagai Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri menggantikan Jusuf Manggabarani yang diangkat sebagai wakapolri.

Nama Nanan juga sempat disebut-sebut sebagai calon kuat untuk menduduki kursi kapolri. Bahkan, nama Nanan telah diajukan sebagai calon pilihan Polri bersama Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol), Komjen Pol Imam Sudjarwo untuk menggantikan Kapolri Bambang Hendarso Danuri.

Namun, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak menghendaki nama Nanan dan Imam sebagai kapolri. SBY menolak keduanya. SBY akhirnya menyetujui Timur Pradopo yang dicalonkan secara mendadak oleh Polri. Timur sendiri merupakan teman seangkatan Nanan.


Jumat, 25 Februari 2011

Semarang, Waspada "Antrax" !

SEMARANG, KOMPAS - Serangan antraks di Kabupaten Boyolali menjadikan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melakukan antisipasi dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap seluruh sapi yang ada.
"Sejak awal minggu ketiga Februari, saya sudah memerintahkan dokter hewan dan paramedis untuk sweeping ke daerah-daerah yang dimungkinkan ada sapi dari luar daerah. Seluruh sapi harus diperiksa," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Ayu Entys, di Semarang, Jumat (25/2/2011).

Sejumlah daerah yang dimungkinkan sebagai pintu masuk daging dari luar daerah sekaligus menjadi daerah sentra peternakan sapi yakni di daerah Gunungpati, Mijen, dan Ngaliyan.
Ayu menambahkan selain dokter hewan dan paramedis keliling melakukan pemeriksaan sapi, Dinas Pertanian Kota Semarang juga telah mengingatkan rumah pemotongan hewan (RPH) untuk lebih teliti memeriksa sapi yang akan dipotong.
"Jika sapi berasal dari luar daerah, maka harus disertai dengan surat keterangan sehat. Surat keterangan sehat tersebut juga harus diperiksa lagi. Jadi benar-benar hati-hati betul," katanya.
Ayu menegaskan bahwa sampai saat ini di Kota Semarang tidak pernah ditemukan kasus antraks dan diharapkan dengan peningkatan pengawasan dan pemeriksaan, bakteri berbahaya tersebut tidak sampai terjadi di Semarang.
Dugaan adanya kasus antraks di Boyolali bermula pada 12 Januari 2011, ada sapi sakit disembelih dan dikomsumsi warga.
Satu pekan kemudian dilaporkan sembilan warga yang kontak langsung dengan sapi itu, mengalami demam, muntah-muntah, sesak nafas, kulitnya melepuh mengandung cairan, dan ke luar bintik-bintik merah.
Saat ini lima dari sembilan warga Kabupaten Boyolali yang terkena penyakit antraks tersebut, sampai saat ini masih dirawat secara intensif di Rumah Sakit Umum Dr Moewardi, Solo.
Luka-luka di wajah, kaki, dan tangan mereka sudah mulai mengering. Mobilisasi tidak terganggu, komunikasi baik, nafsu makan dan minum juga semakin meningkat.


Sabtu, 19 Februari 2011

Gaun Rp 300.000-an Michelle Obama

KOMPAS — Anda tentu sudah sering mendengar ungkapan seperti, "bajunya murah, tetapi jadi terkesan mahal karena saya yang memakainya". Artinya, kepribadian atau penampilan keseluruhan si pemakai mampu mengangkat "martabat" pakaian yang murah itu. Dan, ungkapan ini tampaknya sesuai sekali dengan kebiasaan Ibu Negara Amerika Serikat, Michelle Obama.
Kamis (10/2/2011), Michelle hadir di acara Today Show di stasiun NBC yang dipandu oleh Matt Lauer. Namun, bukan obrolan tentang perlawanan Michelle tentang kasus obesitas pada anak yang menjadi perhatian pemirsa, melainkan gaun yang dia kenakan. Bukan apa-apa. Perempuan jangkung ini mengenakan gaun polkadot warna biru navy dan putih keluaran H&M yang harganya cuma 34,95 dollar AS (sekitar Rp 312.000)!

Di tubuh Michelle, gaun dengan aksen ruffle di dada ini tetap terlihat mengesankan. Ia memberikan sentuhan personal pada gaunnya dengan menambahkan obi belt berwarna oranye dan melengkapinya dengan sepatu pumps warna kuning terang. Uniknya lagi, gaun itu aslinya tanpa lengan.Stylist-nya, Meredith Kroop, justru menambahkan lengan pada gaun tersebut sehingga menutupi lengan Michelle yang kencang.
Menurut Politico.comstylist berusia 28 tahun ini memainkan peran sangat penting dalam pilihan busana Ibu Negara. Kroop juga diyakini sebagai penyebab pemilihan gaun Alexander McQueen yang dikenakan Michelle dalam suatu jamuan kenegaraan. Pilihan ini dianggap kontroversial karena Michelle lebih memilih gaun rancangan desainer Inggris ketimbang desainer Amerika Serikat (AS).
Namun, Mrs O menangkis balik kritikan tersebut saat diwawancarai pada acara Good Morning America. Dia mengatakan akan tetap memilih pakaian yang membuat dirinya nyaman, tak peduli apa mereknya.
"Gini deh," katanya, "pakai saja apa yang Anda suka. Itu yang bisa saya katakan. Itu moto saya."

Koop bukan satu-satunya orang yang ditunjuk sebagai penata gaya tak resmi untuk Michelle meskipun ia yang pertama kali ditugaskan di Gedung Putih. Pemilik butik Chicago, Ikram Goldman, pun sudah lama disebut membantu Michelle dengan gaya berbusananya. Banyak gaun Ibu Negara ini dibeli di tokonya.

Perempuan yang baru berulang tahun ke-47 ini dikenal dengan gaya kasualnya dan sering memadukan itemrancangan desainer terkenal dengan item lain yang harganya sangat terjangkau. Ketika ditanya oleh Matt Lauer mengenai sebutannya sebagai ikon fashion, Michelle mengatakan, meskipun sangat tersanjung, ia tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang harus dibesar-besarkan.
"Semua orang harus berpakaian pada pagi hari dan memilih sesuatu. Mudah-mudahan, menurut orang, (pakaian saya) bagus. Namun, saya tidak terlalu memerhatikannya," katanya.
Ini bukan pertama kalinya Ibu Negara menciptakan kehebohan dengan memilih pakaian dari perusahaan ritel. Tahun 2008, ia mengenakan gaun motif print hitam-putih berpinggang tinggi dari Ricco berharga 148 dollar AS (sekitar Rp 1,3 juta) untuk tampil pada acara The View. Gaun ini terjual habis dalam semalam dan mengangkat nama Ricco. Sejak itu, Michelle sering mengenakan pakaian "murah" dari kardigan J.Crew hingga gaun-gaun yang dijual di Target.

Pakaian yang dipakai Michelle Obama memang selalu menawarkan ekspos yang luas, bahkan bisnis, untuk peritel. Menurut profesor bidang keuangan dari New York University, David Yermack, Michelle membantu mendongkrak penjualan hingga 2,7 miliar dollar AS untuk perusahaan ritel dan fashion yang produknya dia kenakan untuk lebih dari 189 penampilan publik antara November 2008 sampai Desember 2009.

"Itu sangat berarti untuk negeri ini, melihat seorang ibu negara yang memahami bahwa kita sedang menghadapi krisis ekonomi dan ia menjadi bagian dari krisis itu," ujar kontributor gaya Today Show, Stacy London, pada 2009. Michelle sanggup mewakili situasi itu dan masih bisa tampil bergaya dan meyakinkan perempuan lain untuk ikut terlihat menarik.

Sabtu, 12 Februari 2011

Mubarak Ingatkan Indonesia pada Soeharto

KOMPAS - Masuk sebagai pahlawan, keluar sebagai pecundang. Itulah kisah berulang kehidupan para pemimpin besar dunia yang terjebak dalam jabatan yang disandangnya. Kali ini, kisah itu menimpa Presiden Mesir Hosni Mubarak.
Meski terpisah jarak ribuan kilometer dan memimpin dua negeri yang jauh berbeda di zaman yang berbeda pula, kisah kehidupan Mubarak seperti mengingatkan pada kisah hidup presiden ke-2 RI, Soeharto.
Kedua tokoh itu memiliki latar belakang kehidupan yang hampir sama: meniti karier militer yang gemilang, naik ke pucuk kepemimpinan nasional setelah sebuah tragedi berdarah, berhasil memajukan negara masing-masing secara ekonomi, memerintah dengan tangan besi tetapi menikmati dukungan penuh negara-negara kampiun demokrasi dan penegak HAM dari Barat, serta bahkan terjatuh dari takhta dengan cara yang kurang lebih serupa.

Muhammad Hosni Sayyid Mubarak lahir di kota Kafr El-Meselha, Provinsi Monufia, di kawasan subur Delta Sungai Nil, 4 Mei 1928. Ayahnya pegawai negeri rendahan di Kementerian Kehakiman Mesir waktu itu.
Tak banyak yang diketahui soal masa kecil Mubarak. Mirip seperti Soeharto, kisah kehidupannya seolah dimulai saat ia bergabung dengan militer. Jika Soeharto menempuh jalur Angkatan Darat, Mubarak muda tertarik menjadi pilot pesawat tempur.
Setelah lulus dari Akademi Militer Mesir, 1949, Mubarak masuk Akademi Angkatan Udara Mesir. Ia lulus sebagai perwira pilot pada 13 Maret 1950 dan bergabung dalam skuadron pesawat tempur Spitfire sebelum kembali ke akademi menjadi instruktur pesawat tempur hingga akhir dekade 1950-an.
Di Angkatan Udara inilah karier Mubarak melesat. Memasuki dekade 1960-an, yang merupakan puncak ketegangan Perang Dingin antara blok Barat dan Timur, Mubarak mengikuti beberapa pelatihan penerbang di Uni Soviet (termasuk menjadi pilot pesawat pengebom Ilyushin Il-28 dan Tupolev Tu-16) serta mengikuti pendidikan pascasarjana militer di Akademi Militer Frunze di Moskwa, Rusia.
Pulang ke Mesir, ilmu yang didapat dari Uni Soviet membuat Mubarak dipercaya menjadi komandan skuadron dan kemudian pada Oktober 1966 diangkat sebagai Komandan Pangkalan Udara Kairo Barat lalu dipindah sebagai Komandan Pangkalan Udara di Beni Suef. Kariernya terus menanjak, menjadi Komandan Akademi Angkatan Udara pada November 1967, kemudian menjadi Kepala Staf AU Mesir dua tahun kemudian.
Susanna Kim, dalam laporannya di ABC News (www.abcnews.go.com) 2 Februari lalu, menyebutkan, sebagian besar kekayaan Mubarak, yang totalnya saat ini 40-70 miliar dollar AS (Rp 357 triliun-Rp 625 triliun) diperoleh dari beberapa kontrak militer yang ia buat selama menjabat sebagai perwira tinggi di AU ini.
Pada saat pecah Perang Yom Kippur atau Perang Oktober melawan Israel pada 1973, Mubarak, yang berpangkat mayor jenderal pada waktu itu, sudah menjabat sebagai Panglima Angkatan Udara dan Wakil Menteri Pertahanan Mesir.
Inilah momen penting dalam karier Mubarak, yang serupa dengan momen yang didapat Soeharto saat ditunjuk sebagai Panglima Komando Mandala untuk pembebasan Irian Barat, 1962.
Dalam perang keempat antara Mesir dan Israel itu, Mubarak berhasil mengorganisasi sistem pertahanan udara yang mampu menahan serangan masif Angkatan Udara Israel. Dalam situs AU Mesir (www.mmc.gov.eg) disebutkan, berkat perencanaan matang, disiplin tinggi, dan kecermatan memilih para pembantunya, Mubarak berhasil menahan gempuran lebih dari 200 pesawat tempur Israel dalam pertarungan udara selama lebih dari 50 menit di atas Pangkalan Udara Mansoura, Mesir, 14 Oktober 1973.
Mubarak pun menjadi pahlawan. Berkat prestasinya ini, pangkat Mubarak dinaikkan menjadi marsekal utama (setingkat letnan jenderal).
Begitu terkesannya Presiden Mesir Anwar Sadat waktu itu dengan figur Mubarak sehingga dua tahun kemudian ia diangkat sebagai Wakil Presiden Mesir dan menjadi salah satu anggota senior Partai Nasional Demokrat (NDP) yang berkuasa. Inilah perkenalan pertama Mubarak dengan dunia politik.
Saat Soeharto naik ke kekuasaan di atas puing-puing tragedi berdarah G30S 1965, demikian juga Mubarak yang menjadi Presiden Mesir dan Ketua NDP setelah pembunuhan Anwar Sadat pada 1981. Entah bagaimana, Mubarak, yang duduk persis di sebelah Sadat dalam sebuah parade militer di Kairo, 6 Oktober 1981, selamat dari serangan granat dan berondongan senapan otomatis para prajurit Mesir yang tak suka dengan kebijakan Sadat membuat perjanjian damai dengan Israel.
Latar belakang peristiwa tragis itulah yang membuat Mubarak menerapkan kembali Undang-Undang Darurat (UU No 162/1958) di Mesir sejak hari pertama ia menjabat presiden hingga ia diturunkan paksa oleh Revolusi Nil, Jumat lalu.
Sebagaimana Soeharto, yang mempertahankan UU Subversi (UU No 11/PNPS/1963), Mubarak menggunakan UU Darurat itu untuk membabat habis lawan-lawan politik dan setiap potensi yang mengancam kedudukannya. UU itu memberi wewenang ekstra luas bagi polisi untuk menangkap, menahan, dan menyiksa seseorang yang diduga akan melawan pemerintah tanpa melalui proses pengadilan.
Meski menggunakan tangan besi dan menjalankan pemerintahan tak demokratis selama hampir tiga dekade kekuasaannya, Mubarak mendapat dukungan penuh dari AS dan negara Barat lainnya. Jika sepanjang era Orde Baru Soeharto mendapat dukungan penuh AS dan Blok Barat untuk membendung pengaruh komunisme, Mubarak didukung Barat untuk membendung ekstremisme Islam dan sentimen anti-Israel.
Di panggung internasional inilah, Mubarak menunjukkan kepiawaian berpolitik kelas dunia. Saat mewarisi kursi presiden dari Anwar Sadat, Mubarak dihadapkan pada kenyataan negaranya dikucilkan Dunia Arab gara-gara perjanjian damai dengan Israel pada 1979. Mesir dipecat dari Liga Arab dan Sekretariat Liga Arab dipindah dari Kairo ke Tunis, Tunisia.
Namun, itu semua tak membuat ia surut dan membatalkan perjanjian damai itu. Mubarak sadar betul, perdamaian dengan Israel, ditambah kebijakan politik sekuler di dalam negeri dan arti vital Terusan Suez, adalah kartu truf tak ternilai harganya di hadapan dunia Barat.
Maka, ia pun berusaha memperbaiki hubungan dengan dunia Arab melalui jalan lain, yakni memanfaatkan konflik, yang sering terjadi di kawasan Timur Tengah. Menurut Al-Jazeera, Mesir dengan cerdik memutuskan memihak dan membantu Irak dalam Perang Iran-Irak untuk mengambil hati Saddam Hussein, yang waktu itu menjadi salah satu pemimpin negara Arab paling berpengaruh.
Strategi ini berhasil. Begitu Perang Iran-Irak usai pada 1988, Mesir sudah tak lagi dikucilkan di Arab dan dua tahun kemudian markas Liga Arab dikembalikan ke Kairo.
Saat urusan dengan Dunia Arab selesai, Mubarak pun mencari pengaruh yang lebih besar di dunia. Ketika Irak menginvasi Kuwait, Agustus 1990, Mesir menjadi salah satu negara pertama yang menentang dan mendesak Irak segera mundur.
Mesir pun menjadi negara Arab pertama yang bergabung dalam pasukan koalisi multinasional pimpinan AS untuk menendang Irak—negara yang pernah menyelamatkannya dari isolasi—dari Kuwait, 1991.
Sikap dan peranannya yang sangat besar dalam membantu pasukan Barat di Perang Teluk I itu (termasuk mengizinkan kapal-kapal perang melintasi Terusan Suez) mendapat hadiah tak sedikit.
AS membujuk sekutu-sekutunya di Eropa, G-8, dan negara- negara Arab di kawasan Teluk Persia untuk menghapus utang Mesir hingga senilai 14 miliar dollar AS. Sepanjang 1990-an, bantuan AS terhadap Mesir pun terus meningkat. Mesir menjadi negara penerima bantuan terbesar kedua dari AS setelah Israel dengan nilai bantuan rata- rata 2 miliar dollar AS per tahun.
Namun, sekali lagi, dengan kemampuan Mubarak, yang seolah selalu tahu ke mana arah angin berembus, bantuan itu tak membuat Mesir ”mengabdi” kepada AS secara membuta. Mubarak terang-terangan menentang rencana invasi AS dan sekutu-sekutunya ke Irak pada 2003.
Meski demikian, posisi makin kukuh di percaturan dunia itu tak dibarengi dengan penguatan sendiri yang makin rapuh di dalam negeri akibat digerogoti korupsi dan kesabaran rakyat yang makin habis terhadap totalitarianisme.
Di bawah kebijakan ekonomi liberal yang diterapkan Mubarak, ekonomi Mesir mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir, terutama di bidang real estat.
Akan tetapi, seperti juga di Indonesia, buah pertumbuhan ekonomi itu hanya dinikmati golongan tertentu di Mesir, yakni orang-orang di lingkaran dalam Mubarak dan NDP. Kelompok-kelompok oposisi mengatakan, kartel bisnis NDP menggunakan kekuasaan mereka untuk memonopoli kemakmuran negara, sementara sebagian besar rakyat masih hidup miskin.
Majalah The Economist menyebut, sekitar 40 persen dari total 83 juta rakyat Mesir hidup dengan penghasilan di bawah 2 dollar AS (Rp 17.800) per hari.
Mengira pilar-pilar penopang rezimnya masih cukup kokoh, Mubarak pun terlena dalam posisinya. Membiarkan ketidakadilan, penyiksaan warga, pemberangusan pers, dan demokrasi abal-abal berjalan seperti biasa.
Sampai suatu ketika, generasi muda Mesir, yang sebagian besar baru lahir setelah Mubarak berkuasa dan dibukakan matanya oleh teknologi telekomunikasi, memutuskan, waktunya sudah tiba bagi sang diktator untuk pergi, menyusul rekan-rekannya dari belahan dunia lain.



Sabtu, 05 Februari 2011

Malam Ini, Garuda Baru Bisa Masuk Mesir

JEDDAH, KOMPAS - Pesawat Garuda Indonesia yang akan mengangkut WNI dari Kairo, Mesir, baru akan terbang dari Jeddah, Arab Saudi, Selasa (1/2/2011) sore atau sekitar pukul 17.00-18.00 waktu setempat atau malam ini WIB. Demikian dikatakan Komandan Tim Pendahulu (advance) Satuan Tugas Evakuasi WNI di Kairo, Marsekal Madya Sukirno KS, yang juga Wakil Komandan Satgas Evakuasi WNI.
Ia mengatakan, penerbangan menuju ke Kairo, Mesir butuh waktu sekitar dua jam. Berarti, jika tak ada aral melintang lagi, pesawat sudah tiba di Kairo pukul 19.00-20.00 waktu Kairo. Sukirno mengatakan hal itu, saat ditanya pers di Bandar Udara Internasional Jeddah, Selasa siang waktu setempat.

Namun, mengenai kepastian pemulangan WNI ke Indonesia, ia masih akan mengecek jumlah WNI yang sudah berkumpul di Bandar Udara Internasional Kairo, Mesir. "Kalau sudah berkumpul, kita segera angkut ke Indonesia," tandas Sukirno.
Adapun mengenai data jumlah WNI yang berkumpul di Bandara Kairo dan segera diangkut pesawat Garuda Indonesia, hingga kini masih belum diketahui. Dari informasi semula diketahui ada sekitar 400 orang WNI yang sudah berkumpul. Namun, saat dicek oleh anggota Tim Pendahulu kepada Atase Pertahanan RI di Kairo, ternyata jumlahnya belum mencapai 200 orang.
Direncanakan, pada keberangkatan pertama ke Indonedia akan diangkut sekitar 400 orang WNI dari 2.500 orang WNI yang memang ingin meninggalkan Kairo. Total jumlah WNI di Kairo tercatat 6.100 orang yang terdiri dari mahasiswa, pelajar, tenaga kerja Indonesia, pegawai Kedutaan Besar RI beserta keluarganya serta wisatawan asal Indonesia.
Sementara, dari laporan harian berbahasa Inggeris "Arab News", tercatat saat ini sudah berkumpul ribuan warga negara asing yang akan meninggalkan Bandara Internasional Kairo. Mereka terdiri dari warga negara Arab Saudi berjumlah 5.000 orang, yang diangkut dengan menggunakan Saudia Arabian Airlines. Juga lebih dari 2.400 orang warga negara Amerika Serikat yang diangkut dengan penerbangan komersial dan 220 orang lainnya dengan pesawat khusus.



Adjie Massaid dan Kematian Mendadak

Kompas — Politisi Partai Demokrat dan mantan aktor Adjie Massaid meninggal mendadak di usia 43 tahun usai bermain futsal. Dugaan kuat, Adjie meninggal karena serangan jantung, terlebih sebelumnya ia terlihat sehat.
Belum ada keterangan resmi soal penyebab kematian Adjie. Namun, peristiwa kematian mendadak adalah peristiwa yang lazim terjadi.
Kematian mendadak yang dalam bahasa Inggris disebut sudden cardiac death, didefinisikan sebagai kematian yang tidak terduga atau proses kematian yang terjadi cepat, yaitu dalam waktu 1 jam sejak timbulnya gejala. Penyebab utama kematian mendadak adalah karena gangguan irama jantung (aritmia).

"Aritmia jantung adalah jantung berdenyut secara tidak teratur, bisa terlalu cepat atau terlalu lambat. Ketika kita melakukan aktivitas yang berat kecepatan denyut bisa meningkat hingga 200 sampai 300 denyut per menit," kata dr.Aulia Sani, Sp.JP (K), ahli jantung dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta ketika dihubungi Kompas.com.
Ia mengatakan, jantung yang berdenyut sangat cepat mengganggu kemampuan jantung memompa secara benar, bahkan berhenti. "Karena tidak ada darah yang dipompa maka jantung akan berhenti bekerja," paparnya.
Aritmia bisa terjadi begitu saja tanpa sebab atau akibat sesuatu yang merangsang, seperti stres, tembakau, atau aktivitas fisik. "Pada saat berolahraga, otot jantung membutuhkan oksigen sebanyak-banyaknya. Bila kebutuhan itu tidak terpenuhi, misalnya karena gangguan pompa atau penyumbatan pembuluh darah, akibatnya fatal," ungkapnya.
Selain gangguan aritimia jantung, penyakit jantung koroner juga bisa menyebabkan kematian mendadak. "Yang paling sering, ada penyempitan yang signifikan pada pembuluh koroner yang sangat vital mengurusi dua pertiga aliran darah ke jantung. Bisa juga karena ada plak yang tidak stabil lalu lepas dan menyumbat pembuluh darah sehingga terjadi gangguan sirkulasi," katanya.
Plak yang menyumbat jantung itu terdiri dari lapisan keras yang terbentuk dari lemak atau kolesterol.
Aulia juga menambahkan, serangan jantung merupakan keadaan darurat medis. "Dalam waktu satu jam sejak terjadinya serangan, pasien sudah harus berada di rumah sakit. Jika dilakukan secepat mungkin, dokter masih bisa melakukan balonisasi primer sehingga nyawa pasien bisa tertolong," pungkasnya.


Kamis, 03 Februari 2011

NASA Temukan 54 Planet Serupa Bumi

WASHINGTON, KOMPAS - Perburuan planet-planet ekstrasurya atau di luar tata surya yang mirip Bumi dan mendukung kehidupan terus dilakukan. Teleskop luar angkasa Kepler milik Badan Antariksa AS (NASA) dirancang secara khusus untuk mencari planet-planet seperti itu.
"Hanya dalam waktu setahun meneropong sebagian kecil galaksi kita, Kepler berhasil menemukan 1.235 planet di luar tata surya kita. Yang mengejutkan, 54 di antaranya kemungkinan dapat dihuni manusia, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin," kata William Borucki, kepala ilmuwan yang terlibat dalam misi Kepler, Rabu (2/2/2011) malam waktu AS.

Dari 1.235 planet baru yang terdeteksi, 68 di antaranya seukuran Bumi, 288 super Bumi, 662 seukuran Neptunus, 165 seukuran Jupiter, dan 19 lebih besar dari Jupiter. Sementara dari 54 planet yang ditemukan di zona orbit yang mendukung kehidupan, 5 di antaranya seukuran Bumi dan sisanya antara super Bumi atau dua kali ukuran Bumi hingga seukuran Jupiter.
"Kami mulai dari nol ke 68 kandidat planet seukuran Bumi dan dari nol hingga 54 kandidat di zona yang mendukung kehidupan, sebuah wilayah di mana air dalam bentuk cair mungkin ada di permukaan planet. Beberapa kandidat mungkin juga memiliki bulan dengan air dalam bentuk cair," jelas Borucki.
Penemuan planet yang mendukung kehidupan sebanyak 54 buah merupakan jumlah yang sangat banyak. Sejauh ini bahkan bisa dikatakan belum pernah ditemukan planet ekstrasurya yang benar-benar dapat dipastikan mirip Bumi dan kemungkinan dapat dihuni. Kalaupun mengandung senyawa organik dan zat-zat yang dibutuhkan untuk kehidupan, planet yang ditemukan biasanya terlalu jauh atau terlalu dekat bintangnya.
Meski disebut mendukung kehidupan, planet-planet tersebut belum dapat dipastikan ada kehidupan di sana saat ini seperti Mars misalnya. Kalaupun ada kehidupan mungkin berupa jasad renik seperti bakteri atau jenis kehidupan yang belum terbayangkan saat ini. Pekerjaan rumah berikutnya yang masih harus dilakukan para ilmuwan adalah menentukan ukuran planet-planet tersebut, komposisi, suhu permukaan, jarak dari bintangnya, kondisi atmosfer, dan kemungkinan adanya air serta senyawa karbon.
Semua planet asing tersebut ditemukan di galaksi Bima Sakti. Namun, jaraknya terlalu jauh dari Bumi dan mustahil mengirim misi ke sana. Dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini, perlu jutaan tahun untuk berkunjung ke planet-planet tersebut.
"Cucu-cucu kita yang akan memutuskan apa langkah selanjutnya. Apakah mereka akan pergi ke sana? Apakah mereka hanya akan mengirim robot ke sana?" kata Borucki.


Selasa, 01 Februari 2011

Artalyta Rayakan Imlek di Bandar Lampung

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Artalyta Suryani atau Ayin merayakan Tahun Baru Imlek di Lampung. Tidak hanya itu, terpidana kasus suap jaksa Urip Tri Gunawan ini dijadwalkan menetap di Bandar Lampung hingga 17 Februari 2011.
Demikian disampaikan Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM R Grand Saputra, Selasa (1/2/2011), saat berkunjung ke kantor PWI Lampung mendampingi Ruzief Chaniago, Kepala Kanwil Kemhuk dan HAM Lampung.
"Ayin telah lapor ke Bapas (Balai Pemasyarakatan) Bandar Lampung membawa surat dari Bapas Jakarta Selatan untuk izin merayakan Imlek bersama keluarganya di Lampung," ungkap Grand.
Ayin tetap menjalankan bebas bersyaratnya di Jakarta. Setelah masa izin itu selesai, lanjut Grand, Ayin kembali melapor ke Bapas Bandar Lampung sebelum berangkat ke Jakarta.
Kepala Bapas Bandar Lampung Titi menambahkan, selama Ayin berada di Lampung, pihaknya hanya membantu Bapas pusat di Jakarta.

"Tadi malam Ayin sampai di Lampung. Tadi pagi dia sudah datang dan melapor," ujarnya.
Namun, lanjut Titi, Ayin tidak melimpahkan pembebasan bersyaratnya ke Lampung. Selama menjalani bimbingan, Ayin wajib lapor ke Bapas Jakarta Selatan satu kali dalam sebulan.
"Ke kami tidak mungkin lapor. Kami sifatnya koordinasi bahwa yang bersangkutan benar berada di Lampung. Cuma, jika dia akan kembali ke Jakarta, mesti melapor dulu," kata Titi.
Sopian Sitepu, pengacara Ayin, membenarkan bahwa kliennya akan merayakan Imlek di Lampung.